Peran Hadits terhadap Al-Qur'an



Peran Hadits terhadap Al-Qur'an

  1. Menjelaskan Isi Al-Qur'an (Bayan al-Tafsir)
    Hadits berfungsi sebagai penjelas terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang bersifat umum atau global. Banyak ayat dalam Al-Qur'an yang tidak merinci cara pelaksanaannya, dan hadits memberikan penjelasan rinci.
    Contohnya, Al-Qur'an memerintahkan salat (QS. Al-Baqarah: 43), tetapi tidak menjelaskan jumlah rakaat atau tata cara salat. Hadits-lah yang merincikan semua itu.

  2. Menetapkan Hukum Tambahan (Bayan al-Tasyri‘)
    Hadits bisa menetapkan hukum yang tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an, selama tidak bertentangan dengannya.
    Contohnya adalah larangan memakan daging keledai jinak atau hewan yang bertaring, yang tidak disebutkan dalam Al-Qur'an namun ada dalam hadits.

  3. Menguatkan dan Menegaskan Hukum dalam Al-Qur'an (Bayan al-Ta'kid)
    Hadits bisa memperkuat atau menegaskan kembali perintah yang sudah ada dalam Al-Qur'an.
    Contohnya adalah perintah zakat dan larangan minum khamr yang sudah ada dalam Al-Qur'an, lalu ditegaskan lagi dalam hadits Nabi.

  4. Membatasi Makna Umum dalam Al-Qur'an (Bayan al-Taqyid)
    Al-Qur'an kadang menggunakan istilah umum, dan hadits datang untuk membatasi atau menspesifikasi maksud dari istilah itu.
    Contohnya, dalam QS. Al-Ma’idah: 3 disebutkan larangan memakan bangkai, tetapi hadits menjelaskan bahwa bangkai ikan dan belalang dikecualikan dari larangan itu.

  5. Memberi Contoh Praktis Pengamalan Al-Qur'an
    Nabi Muhammad ﷺ adalah "Al-Qur'an yang berjalan". Hadits mencatat bagaimana Nabi menerapkan ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan nyata, sehingga menjadi contoh konkret.
    Contohnya, dalam QS. Al-Ahzab: 21 disebutkan bahwa Rasul adalah uswah hasanah (teladan baik). Hadits menunjukkan bagaimana beliau menjalani hidup sesuai Al-Qur'an.

Posting Komentar untuk "Peran Hadits terhadap Al-Qur'an"