Manajemen dan Perkembangan Pendidikan di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Madura

Makalah: Manajemen dan Perkembangan Pendidikan di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Madura

I. Pendahuluan

Pondok pesantren merupakan institusi pendidikan Islam tradisional yang telah memainkan peran penting dalam pembentukan karakter dan penyebaran ilmu keislaman di Indonesia. Di antara pesantren-pesantren tersebut, Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata (MUBA) di Pamekasan, Madura, menonjol sebagai contoh sukses dalam mengintegrasikan pendidikan tradisional dengan sistem pendidikan formal modern. Didirikan pada tahun 1943 oleh RKH Abd Majid, MUBA telah berkembang menjadi lembaga pendidikan yang tidak hanya mempertahankan nilai-nilai keislaman klasik tetapi juga adaptif terhadap perkembangan zaman.

II. Sejarah Pendirian dan Dinamika Kepemimpinan

1. Masa Awal dan Kepemimpinan RKH Abd Majid

Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata didirikan oleh RKH Abd Majid, putra dari RKH Abd Hamid bin RKH Itsbat, seorang ulama terkemuka dari Banyuanyar, pada tahun 1943 M/1363 H. Pada masa awal pendiriannya, pesantren ini fokus pada pengajaran kitab-kitab klasik dengan metode sorogan dan bandongan. Meskipun belum memiliki lembaga pendidikan formal, jumlah santri mencapai sekitar 700 orang. RKH Abd Majid memimpin pesantren selama 14 tahun hingga wafat pada tahun 1957 M/1376 H .

2. Masa Transisi dan Kekosongan Kepemimpinan

Setelah wafatnya RKH Abd Majid, pesantren mengalami kekosongan kepemimpinan selama dua tahun (1957–1959 M) karena putra beliau, RKH Abd Qadir, masih menimba ilmu di Mekkah, dan menantunya, RKH Ahmad Mahfudz Zayyadi, menetap di Pondok Pesantren Nurul Abror, Banyuwangi. Selama masa ini, kondisi pesantren sempat terbengkalai, bahkan area pesantren ditumbuhi rumput tinggi. Untuk mengisi kekosongan, RKH Abd Hamid Bakir dari Banyuanyar turut membantu pembinaan .

Pada tahun 1959, RKH Abd Qadir kembali dari Mekkah dan sempat memimpin pesantren, namun wafat di tahun yang sama, sehingga kepemimpinan kembali kosong.

3. Kepemimpinan RKH Ahmad Mahfudz Zayyadi (1959–1986)

RKH Ahmad Mahfudz Zayyadi, menantu pendiri pesantren, akhirnya dipanggil kembali dari Banyuwangi untuk memimpin pesantren. Beliau memimpin selama 26 tahun dan menjadi motor penggerak lahirnya pendidikan formal di MUBA. Di bawah kepemimpinannya, pesantren mengalami perkembangan pesat, terutama dalam pola pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dengan sistem klasikal .

4. Kepemimpinan RKH Abd Hamid Ahmad Mahfudz (1987–Sekarang)

Kepemimpinan kemudian dilanjutkan oleh putra RKH Ahmad Mahfudz, yaitu RKH Abd Hamid Ahmad Mahfudz yang sebelumnya belajar di Pesantren Sidogiri dan di Mekkah. Di bawah kepemimpinannya, MUBA terus berkembang menjadi pesantren modern yang menyelaraskan nilai-nilai tradisional dengan sistem pendidikan nasional .

III. Perkembangan Pendidikan Formal

1. Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Pada tahun 1959, didirikan Madrasah Diniyah yang kemudian berkembang menjadi Madrasah Ibtidaiyah Mambaul Ulum. Pada 21 Maret 1978, MI MUBA mendapat pengakuan formal dari Kementerian Agama RI dengan Piagam Nomor: Lm/3/4047/1978 .

2. Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Tahun 1970, didirikan MTs Mambaul Ulum untuk melanjutkan pendidikan santri dari jenjang MI. Madrasah ini mendapat legalitas formal pada 15 Februari 1985 melalui SK L.m./3/892/B/1985. Akreditasi pertama diperoleh pada 25 Januari 1995 dan kembali diperbarui pada 14 Januari 1999. Pada 2008 dan 2013, MTs MUBA memperoleh akreditasi A dari BAN .

3. Madrasah Aliyah (MA)

Pada tahun 1977, MA Mambaul Ulum didirikan oleh RKH Abd Hamid AM. MA ini menjadi lanjutan jenjang MTs dan menggabungkan pelajaran diniyah dengan pelajaran umum sesuai standar nasional. Sejak berdirinya, MA Mambaul Ulum menggunakan paduan kurikulum pondok pesantren dengan kurikulum Departemen Agama, sehingga memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan Islam yang menjadi target utama dari berdirinya lembaga formal ini .

4. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

SMK Mambaul Ulum resmi dibuka pada 1 Juli 2011 dengan tiga program keahlian: Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, Sepeda Motor, dan Elektronika Audio Video. Program ini dibuka setelah diadakan polling terhadap siswa MTs. Pada tahun berikutnya dibuka juga program Tata Boga dan Tata Busana khusus putri. Izin operasional diperoleh pada 13 Februari 2012 dengan SK Nomor 002/975/103.05/2012 .

IV. Strategi Manajerial Pesantren

Keberhasilan Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata tidak terlepas dari strategi manajemen yang kuat. Menurut Madjid (1997), modernisasi pesantren ditandai oleh transformasi manajemen, kurikulum, dan sistem pembelajaran. MUBA melakukan hal tersebut tanpa meninggalkan akar tradisional pesantren seperti pengajian kitab kuning, sistem sorogan, dan halaqah.

Selain itu, pengasuh juga mendorong kaderisasi kepemimpinan dan profesionalisasi tenaga pengajar serta memperluas jejaring dengan instansi pemerintah, swasta, dan alumni. Strategi ini sejalan dengan pendapat Zuhairini (1993) yang menekankan pentingnya adaptasi pesantren terhadap dinamika sosial.

V. Kesimpulan

Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata merupakan salah satu contoh pesantren yang berhasil menyelaraskan pendidikan tradisional dan formal secara harmonis. Perjalanan panjang pesantren ini menunjukkan pentingnya kesinambungan kepemimpinan dan adaptasi terhadap perkembangan zaman. MUBA kini menjadi pesantren terpadu dengan pendidikan formal dari jenjang dasar hingga kejuruan, yang tidak hanya berperan dalam pendidikan agama, tetapi juga pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Daftar Pustaka

Posting Komentar untuk "Manajemen dan Perkembangan Pendidikan di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Madura"