Nasehat di Semester Genap 2025

Nasehat di Semester Genap 2025 untuk Mahasiswa

Semester genap telah tiba. Bagi sebagian mahasiswa, ini hanyalah kelanjutan dari rutinitas akademik; namun bagi mereka yang mau merenung, ini adalah pintu kesempatan untuk memperbaiki diri, menajamkan akal, dan memupuk bekal masa depan. Di awal semester ini, mari kita resapi bersama beberapa pesan berharga dari para dosen, penulis, dan akademisi yang bisa menjadi bekal perjalanan kita di UNIKHAMS.

1. Ukur Dirimu di Tengah Lautan Ilmu

Bapak Saifuddin Mujtaba pernah berpesan,

“Jika kamu sudah merasa pandai, pergilah ke toko buku atau perpustakaan. Lalu berdirilah di sana, dan tanyakan pada dirimu sendiri: berapa banyak buku yang telah kamu fahami dan kuasai?”

Kalimat sederhana ini mengingatkan kita bahwa merasa pintar adalah jebakan. Di luar sana, lautan ilmu tak pernah surut. Rak-rak buku di perpustakaan kampus kita adalah saksi bisu betapa kecilnya pengetahuan yang kita miliki dibandingkan apa yang tersedia. Maka, jadikanlah perpustakaan sebagai sahabat akrabmu. Buka pintu toko buku, buka dompetmu untuk membeli buku, buka waktu luangmu untuk membaca.

Mahasiswa yang haus ilmu tidak pernah kehabisan jalan. Sebab, belajar sejatinya bukan hanya untuk mengisi otak, tetapi juga untuk merendahkan hati: semakin banyak membaca, semakin sadar kita bahwa masih banyak yang belum kita pahami.

2. Bijak Memanfaatkan Teknologi

Di era digital, Mas Ahmad Rifa’i Rifan memberi pengingat yang sangat relevan:

“ChatGPT hanyalah alat bantu, jangan jadikan itu sebagai sumber otoritatif.”

Mahasiswa zaman sekarang punya kemudahan luar biasa—tinggal ketik, ribuan informasi bisa muncul. Namun, di situlah letak bahayanya. Teknologi hanyalah alat. Ia membantu, tapi tidak menggantikan akal budi manusia.

Gunakanlah ChatGPT, Google, Wikipedia, atau mesin pencari lainnya sebagai pintu awal belajar, bukan tujuan akhir. Kebenaran akademik lahir dari kemampuan kita mengkritisi informasi, membaca sumber primer, membandingkan pendapat para ahli, dan menuliskannya dengan argumentasi yang logis.

Jangan sampai kemudahan teknologi membuat kita malas berpikir. Justru, teknologi harus membuat kita semakin haus untuk membuktikan mana yang benar, mana yang bisa dipertanggungjawabkan.

3. Metode Ngemil: Menulis dan Membaca Tanpa Beban

Prof. Dr. Ngainun Naim, M.H.I menanamkan kebiasaan sederhana tetapi sangat mendalam:

“Baca dan menulislah dengan Metode Ngemil—sedikit demi sedikit. Tidak ada istilah paksaan, sistem kebut semalam, atau sistem kebut subuh.”

Seringkali, mahasiswa baru belajar ketika deadline mendekat. Skripsi ditulis di tengah malam. Tugas dikerjakan mepet subuh. Artikel dibuat dengan tergesa-gesa. Hasilnya? Ilmu tidak meresap, hanya sekadar selesai.

Cobalah ubah kebiasaan itu dengan Metode Ngemil. Bacalah 2-3 halaman buku di sela waktu kosong. Tulislah satu paragraf setiap hari. Tidak perlu dipaksa menulis puluhan halaman sekaligus. Yang penting adalah konsistensi, bukan kuantitas instan.

Ingatlah: banyak peristiwa penting dalam hidup ini yang tidak pernah terbukukan hanya karena kita terlalu malas untuk mencatatnya. Catatan kecilmu hari ini bisa menjadi warisan ilmu di masa depan.

4. Satukan Kata dan Tindakan

Dr. Andi Prastowo, S.Pd.I, M.Pd.I merumuskan prinsip singkat tetapi tajam:

“Lakukan apa yang kamu tulis. Tulis apa yang kamu lakukan.”

Banyak orang pandai bicara, sedikit yang mau bergerak. Banyak orang rajin mencatat teori, tetapi lupa mempraktikkan. Jadilah mahasiswa UNIKHAMS yang berbeda: satukan kata dan tindakan.

Jika kamu menulis tentang pentingnya literasi, maka tunjukkan dengan kebiasaan membaca. Jika kamu menulis proposal kegiatan sosial, maka turun langsung ke masyarakat. Ilmu bukan hanya di kepala, tetapi harus hidup di tangan, kaki, dan hati.

Menulis adalah cara merapikan pikiran. Bertindak adalah cara mewujudkan pikiran menjadi kenyataan. Dua hal ini tidak bisa dipisahkan.

Sebagai Penutup

Di semester genap ini, mari kita bangun semangat baru. Menjadi mahasiswa bukan hanya sekadar meraih gelar, tetapi juga membangun karakter. Teruslah belajar, meski perlahan. Teruslah menulis, meski sedikit. Teruslah bertanya, meski sudah merasa tahu.

Semoga nasehat dari Bapak Saifuddin Mujtaba, Mas Ahmad Rifa’i Rifan, Prof. Dr. Ngainun Naim, dan Dr. Andi Prastowo menjadi pengingat bahwa belajar itu adalah perjalanan panjang yang indah.

Selamat menempuh semester genap. Bangkitkan semangatmu, buktikan mimpimu. Jadilah mahasiswa UNIKHAMS yang selalu haus ilmu, bijak dalam teknologi, konsisten dalam menulis, dan nyata dalam bertindak.

Salam hangat, dan tetaplah semangat dalam mencari ilmu!

Posting Komentar untuk "Nasehat di Semester Genap 2025"