BAB: ASBĀBUN NUZŪL (SEBAB-SEBAB TURUNNYA AL-QUR’AN)



ASBĀBUN NUZŪL (SEBAB-SEBAB TURUNNYA AL-QUR’AN)

A. Pengertian Asbābun Nuzūl

Secara bahasa,

1.     Asbāb berarti sebab-sebab,

2.     Nuzūl berarti turun.

Jadi, Asbābun Nuzūl berarti sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur’an.

Secara istilah, menurut para ulama:

“Asbābun Nuzūl adalah peristiwa, pertanyaan, atau situasi tertentu yang menjadi sebab turunnya ayat Al-Qur’an untuk menjelaskan hukum, menjawab pertanyaan, atau memberikan bimbingan kepada umat.”
(Manna’ al-Qaththan, diterjemahkan oleh Mudzakir AS, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001)

Menurut Quraish Shihab:

“Asbābun Nuzūl membantu memahami konteks turunnya ayat, sehingga makna ayat tidak disalahpahami dan dapat diterapkan dengan tepat.”
(Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 2013)

 

B. Tujuan Mempelajari Asbābun Nuzūl

  1. Mengetahui konteks historis ayat, sehingga tidak menafsirkan ayat secara keliru.
  2. Menentukan makna yang tepat sesuai situasi turunnya ayat.
  3. Membedakan hukum yang bersifat umum dan khusus.
  4. Menghindari penyalahgunaan tafsir yang keluar dari konteks.

 

C. Pentingnya Asbābun Nuzūl dalam Penafsiran

Asbābun Nuzūl berfungsi:

  • Sebagai konteks interpretatif, untuk memahami ayat secara menyeluruh.
  • Sebagai tolak ukur pemahaman, agar tafsir tidak keluar dari makna asli.
  • Sebagai alat verifikasi, untuk mengetahui sebab khusus dari ayat yang bersifat umum.

Imam As-Suyuthi menyebutkan, “Mengetahui Asbābun Nuzūl adalah jalan yang paling kuat untuk memahami makna Al-Qur’an.”
(As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulum al-Qur’an, diterjemahkan oleh Tim Pustaka Firdaus, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008)

 

D. Macam-Macam Asbābun Nuzūl

  1. Ayat yang turun karena peristiwa tertentu
    Contoh:
    • Turunnya QS. Al-Baqarah [2]: 217 disebabkan oleh pertanyaan sahabat tentang hukum berperang di bulan haram.

“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan haram...”

    • Peristiwa ini terjadi ketika Rasulullah mengutus ‘Abdullah bin Jahsy dan terjadi pertempuran kecil di bulan Rajab.
  1. Ayat yang turun karena pertanyaan
    Contoh:
    • QS. Al-Baqarah [2]: 189

“Mereka bertanya kepadamu tentang hilal...”

    • Ayat ini turun menjawab pertanyaan sahabat tentang perubahan bentuk bulan.
  1. Ayat yang turun tanpa sebab khusus (ibtidā’iyyah)
    • Ayat-ayat yang turun sebagai petunjuk umum tanpa didahului peristiwa atau pertanyaan, seperti ayat-ayat tentang iman, tauhid, dan akhlak.

 

E. Contoh Beberapa Asbābun Nuzūl Penting

Surat/Ayat

Peristiwa

Keterangan Singkat

QS. Al-Lahab [111]

Ejekan Abu Lahab

Abu Lahab menghina Nabi, lalu turun surat ini sebagai ancaman.

QS. Al-Mujadalah [58]: 1–4

Khaulah binti Tsa’labah mengadu kepada Nabi tentang suaminya

Allah menurunkan hukum zhihar.

QS. Al-Kahfi [18]: 9–26

Pertanyaan orang Yahudi tentang pemuda penghuni gua

Turun sebagai jawaban untuk membuktikan kerasulan Nabi.

QS. Al-Baqarah [2]: 144

Perintah mengubah kiblat

Turun saat Nabi menghadap ke Ka'bah setelah sebelumnya ke Baitul Maqdis.

F. Kaidah Penting dalam Asbābun Nuzūl

  1. Al-‘Ibrah bi ‘Umūmi al-Lafzh lā bi Khushūshi as-Sabab
    Artinya: Yang dijadikan pegangan adalah keumuman lafaz, bukan kekhususan sebab.
    → Ayat berlaku umum meskipun sebab turunnya khusus.

Contoh: QS. An-Nur [24]: 2 tentang hukum zina, meskipun sebabnya terkait peristiwa tertentu, hukumnya berlaku umum bagi semua pelaku zina.

  1. Asbābun Nuzūl tidak boleh direka-reka
    → Hanya diterima jika diriwayatkan melalui sanad yang sahih dan jelas peristiwanya.

 

G. Sumber-Sumber Asbābun Nuzūl

  1. Riwayat sahabat Nabi ﷺ yang menyaksikan langsung peristiwa turunnya ayat.
  2. Riwayat tabi’in yang menerima keterangan dari sahabat.
  3. Kitab-kitab klasik tentang Asbābun Nuzūl, seperti:
    • Asbābun Nuzūl karya Al-Wahidi (terjemahan Indonesia, Jakarta: Pustaka Azzam, 2012)
    • Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul karya Jalaluddin As-Suyuthi (terjemahan Indonesia, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008)

 

H. Tokoh dan Karya tentang Asbābun Nuzūl di Indonesia

  1. M. Quraish Shihab – Tafsir Al-Mishbah
    Menjelaskan banyak konteks ayat dengan pendekatan Asbābun Nuzūl.
  2. Hasbi Ash-Shiddieqy – Ilmu-ilmu Al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Bulan Bintang, 1999).
  3. A. Mudjab Mahali – Metodologi Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006).

 

I. Kesimpulan

  • Asbābun Nuzūl adalah kunci memahami konteks turunnya ayat.
  • Memahami sebab turunnya ayat membuat tafsir lebih akurat.
  • Kaidah utama: keumuman lafaz lebih diutamakan dari kekhususan sebab.
  • Ilmu ini sangat penting bagi penafsir agar tidak salah memahami maksud ayat.

 

J. Daftar Pustaka

  1. Al-Wahidi, Abu al-Hasan. (2012). Asbabun Nuzul: Sebab-sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Azzam.
  2. As-Suyuthi, Jalaluddin. (2008). Al-Itqan fi Ulum al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Firdaus.
  3. Mahali, A. Mudjab. (2006). Metodologi Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  4. Quraish Shihab, M. (2013). Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.
  5. Shihab, M. Quraish. (2002). Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.
  6. Hasbi Ash-Shiddieqy, T. M. (1999). Ilmu-ilmu Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: Bulan Bintang.
  7. Manna’ al-Qaththan. (2001). Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an (Terj. Mudzakir AS). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Posting Komentar untuk "BAB: ASBĀBUN NUZŪL (SEBAB-SEBAB TURUNNYA AL-QUR’AN)"