Para Ilmuan yang Menyangsikan Bahwa Hadits Berasal dari Nabi Muhammad

Para Ilmuan yang menyangsikan bahwa hadits berasal dari Nabi Muhammad SAW, tanpa menggunakan simbol atau gambar:

1. Ignaz Goldziher (1850–1921)
Seorang orientalis Yahudi dari Hungaria. Dalam bukunya Muhammedanische Studien, ia menyatakan bahwa banyak hadits tidak benar-benar berasal dari Nabi Muhammad SAW, melainkan diciptakan oleh generasi muslim setelahnya. Menurutnya, hadits digunakan untuk mendukung kepentingan politik, hukum, dan teologi tertentu pada masa-masa berikutnya. Ia berpendapat bahwa hadits mencerminkan kondisi sosial-politik abad ke-2 dan ke-3 Hijriyah, bukan masa kenabian.

2. Joseph Schacht (1902–1969)
Orientalis asal Jerman yang fokus pada studi hukum Islam. Dalam bukunya The Origins of Muhammadan Jurisprudence, ia menyimpulkan bahwa hadits-hadits hukum Islam sebagian besar baru disusun pada abad ke-2 H. Ia mengemukakan teori “projeksi ke masa lalu”, yaitu bahwa ulama setelah Nabi menisbahkan pendapat mereka kepada Nabi Muhammad SAW agar lebih memiliki legitimasi.

3. John Wansbrough (1928–2002)
Ia menyatakan bahwa teks-teks Islam, termasuk hadits, merupakan hasil konstruksi sosial-politik umat Islam beberapa abad setelah wafatnya Nabi. Ia memandang bahwa hadits tidak dapat dijadikan sumber sejarah masa Nabi secara langsung.

4. Fazlur Rahman dan Amina Wadud
Keduanya adalah cendekiawan Muslim modern yang tidak menolak hadits secara total, tetapi mengkritisi cara pemahamannya. Fazlur Rahman, misalnya, menekankan pentingnya memahami hadits secara kontekstual. Ia menyarankan agar umat Islam membedakan antara semangat ajaran Nabi dan bentuk historis teks yang berkembang kemudian.

Tanggapan Ulama Islam
Banyak ulama hadits seperti Mustafa as-Siba'i, M. M. Azami, dan Syekh Ahmad Muhammad Syakir menanggapi kritikan para orientalis ini dengan menunjukkan:

  • Keunikan sistem sanad (rantai periwayatan) dalam tradisi Islam.

  • Metode verifikasi dan kritik terhadap sanad dan matan yang sangat ketat.

  • Bukti sejarah dan manuskrip yang mendukung keaslian hadits sejak generasi awal Islam.


Meskipun beberapa ilmuwan meragukan asal-usul hadits, mayoritas ulama Islam tetap meyakini keotentikannya berdasarkan tradisi ilmiah yang kokoh dalam periwayatan dan kodifikasi hadits. Kritik dari para ilmuwan ini justru memacu penguatan studi hadits secara akademik.

Posting Komentar untuk "Para Ilmuan yang Menyangsikan Bahwa Hadits Berasal dari Nabi Muhammad"