![]() |
| Jadi Guru Harus Sabar |
Itulah yang tertulis dalam suatu bab dalam sebuah buku yang berjudul Smart Islamic Teacher, penulis Assayabiya Ariffah, dibawah judul buku ini, di halaman cover, tertulis: Panduan menjadi Guru Islami, Mendidika dengan hati untuk mencatak Generasi Rabbani.
Saya beli buku ini awalnya sebab tertarik dengan judulnya. Lalu setelah terbeli, saya tidak menyentuhnya sama sekali kecuali beberapa halaman saja, dan sudah beberapa hari ini memang saya biarkan begitu saja buku ini. Lalu akhirnya datanglah sebuah ujian atau adzab dari Allah, yang akhirnya saya pun me ncoba mencari jawaban atas hal yang menimpa saya ini.
Kemarin tetapnya pada tanggal 03 November 2025. Seumur-umur belum pernah saya mengajar via daring (online) dan mendapati seorang mahasiswa yang menurut saya kurang dalam segi akhlaq. Sampai akhirnya bahasa yang kurang sopan pun terjadi saat diskusi via group Whatsapp. Yang berakhir sangat tidak baik dan miris, kenapa ada mahasiswa yang notabene masih berada di lingkungan pesantren dan katanya dekat dengan Kiai, mempunyai tingkah laku yang jika dihadapkan dengan kitab Karya Syaikh Zarnuji, sangat tidak layak sebagai seorang murid.
Saya pun karena mungkin tidak bisa berfikir secara sehat menghadapi itu, akhirnya bahas kasarpun muncul dan akhirnya saya menyesali semua itu, buat apa saya berdiskusi dengan orang yang tidak mengerti. Jauh-jauh dulu saya pernah membaca bahwa Imam sayafi'i menghindari diskusi dengan orang yang tidak mengerti. Sebab nantinya yang ada bukan diskusi, tapi debat kusir. Hal itu membuat saya sadar dan saya mengakhiri hal itu, dan mencoba untuk melupakan dan menganggap hal itu tidak pernah terjadi.
Sore saat pulang dari kampus, saya pulang dengan muka yang tidak baik dan bahkan istri saya marah, kenapa mukanya seperti itu. Saya pun bilang, karena ada masalah di kampus dengan mahasiswa. Saya akhirnya membuka buku ini, Smart Islamic Teacher dan akhirnya saya sadar dan memaafkan semua kesalahan mahasiswa ini dan saya bersedia meminta maaf terlebih dahulu. Saya berfikir, mungkin saya kurang sabar dan itu adalah kesalahan saya sebagai seorang pendidik, kendati ada beberapa dari rekan mahasiswa tersebut japri ke saya, dan meminta maaf. Padahal yang salah bukan yang bersangkutan.
Dalam buku tersebut disebutkan bahwa, Jadi guru itu harus sabar, bab tersebut ada di halaman 103.
Lalu pembahasan dalam buku tersebut yang di bab Jadi guru harus sabar adalah sebagai berikut:
1. Kendalikan Emosi Negatif
2. Sikap yang Ramah
3. Mengelola Emosi dan Perilaku
4. Tingkatkan Kecerdasan Emosi
5. Berempati pada siswa
6. Sudahi rasa benci
7. Rela memberi maaf
8. Keangkuhan tidak perlu dipelihara
9. Hilangkan dendam dan kesedihan
10. Sembuhkan penyakit hati.
Dari ke-10 poin itu, yang menjadi perhatian saya adalah pada nomor 6, 7, 8, 9, 10.
Setelah saya membaca itu hati saya menjadi tenang. Mungkin guru yang beberapa waktu lalu sempat viral, yaitu ada seorang guru yang menempeleng siswa sebab merokok, bisa membaca buku ini. Agar bisa mengontrol emosi beliau. Saya mendukung beliau dengan menempeleng itu, namun karena kondisi di Konoha yang seperti ini, guru akan dianggap salah saat mendidik, lebih baik, pakai cara lain tanpa pemukulan, atau langsung berhentikan saja dari sekolah dan bilang, sekolah tidak sanggup mengajar lagi.
yang terakhir, semoga ini menjadi pengalaman saya yang baik agar saya lebih bijak lagi saat mengajar. Lebih baik memaafkan agar semua menjadi baik. Kita doakan saja, murid yang mungkin kuran baik ini agar kelak menjadi orang yang baik, sehingga bisa menjadi penerus kita yang baik.
Jember, 04 November 2025.

Posting Komentar untuk "JADI GURU HARUS SABAR"