| Manfaat Dzikir |
Menurut KH. A. Mustofa Bisri atau biasa dipanggil dengan sebutan Gus Mus, dalam buku beliau yang berjudul Fikih Keseharian Gus Mus, pada halaman 45 ada tanya jawab tentang apakah yang dinamakan berdzikir itu.
Dalam penjelasan Gus Mus, berdzikir itu adalah dari Bahasa Arab. yang mana "Dzikir" berasal dari lafal Dzakara - Yadzkuru - Udzkur - Dzikr, yang berarti mensucikan dan memuji Allah, ingat, mengingat, peringatan, menutur, menyebut, dan melafalkan.
Jadi, melihat dari asal maknanya, maka dzikir itu memang bisa berarti "mengingat Allah". Karena itu menurut ulama, dzikir bisa dilakukan dengan hati yang mengandung arti "mengingat", bisa pula dengan lisan yang berarti "menyebut-nyebut".
Adapun dalil-dalil tentang perintah berdzikir:
1. Surat Ali Imran ayat 191
2. Surat An-Nisa' ayat 103
3. Surat AAl-Ahzab ayat 41-42
4. Surat Al-Baqarah ayat 152
5. Surat Al-Jumu'ah ayat 10
6. Surat Al-Ahzab ayat 35
7. Juga ada yang dari hadis Nabi. Dalam hadis sahih riwayat At-Turmudzi dari Shahabat Abdullah bin Busr:
"Ya Rasullah ajaran-ajaran Islam telah banyak padaku, maka beritahukanlah aku sesuatu yang dapat aku jadikan pegangan. Rasulullah saw. menjawab: Biarkanlah lisanmu terus basah degnan menyebut Allah.
8. ada juga Hadis riwayat At-Turmudzidari Shahabat Jabir:
"Aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Dzikir yang paling utama adalah Laa Ilaaha Illallah.
dan masih banyak lagi dalil-dalil dari Al-Qur'an dan Al-hadis terkait dzikir ini.
Menurut Gus Mus, dalam buku yang sama, menjelaskan bahwa dzikir yang afdhal adalah dzikir yang dilakukan sekaligus dengan lisan dan juga dengan hati.
Imam 'Athaa, mengatakan bahwa majelis-majelis yang membicarakan hala-haram, seperti sebagaimana seharusnya melakukan jual beli, shalat, puasa, nikah-carai, haji, dan sebagainya adalah majelis-majelis dzikir.
Sa'id bin Jabir dan ulama lainnya malah menyatakan bahwa keutamaan dzikir tidak terbatas pada membaca tasbih (mensucikan Allah) , tahlil (mengesakan Allah), tahmid (memuji Allah), takbir (mengagungkan Allah), dan sebagainya. Tapi siapapun yang melakukan amal perbuatan karena Allah dengan ketaatan kepada-Nya, dia adalah orang berdzikir.
Dalam buku Risalah Memahami Ilmu Tashawwuf karya Ust. Drs. Moh. Saifulloh Al-Aziz S. dalam bab "Memasuki Maqam Ma'rifat Billah" ada pembahasan terkait Dzikrullah pada halaman 179. Disebutkan bahwa Rasulullah pernah bersabda yang artinya : "Orang-orang yang menyendiri (pertapa) adalah orang yang paling dahulu (masuk surga). Lalu salah seorang shahabat bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah pertapa itu? Rasulullah Saw. menjawab: Pertapa ialah orang yagn selalu mengingat Allah. (H.R. Tirmidzi dari Abi Hurairah).
Syaikh Abul Qasim Al-Junaidi Al-Baghdadi berkata: Barangsiapa yang menyebutkan Allah tanpa bersaksi dan meyakini-Nya, maka kata-katanya itu adalah bohong.
Syaikh Sirri as-Saqathi berkata: "Aku pernah menemani seorang berkulit hitam di padang pasir, dikala ia sedang mengingat Allah, maka aku melihat warna kulitnya berubah menjadi putih. Kemudian akupun berkata: "Oh, sungguh sangat aneh ini, ketika engkau sedang mengingat Allah, maka pakaianmu berganti dan sifatmu pun berubah. Lalu dia berkata: Wahai saudaraku, seandainya engkau bersungguh-sungguh dalam mengingat Allah, maka pakaianmu pun akan berganti dan sifatmu pun akan berubah .
Dalam buku yang sama, pada halaman 187, Ust. Saifullah menyebutkan bahwa dzikir mempunyai lima faedah:
1. Berisi bukti ridla Allah
2. Meningkatkan aktifitas taat
3. Selama dzikir dilindungi dari gangguan syetan
4. Hati menjadi lunak
5. Terpelihara dari laku ma'shiyat.
KH. Muhyiddin Abdusshomad, Pendiri dan Pengasuh Pesantren Nurul Islam (NURIS) Antirogo Jember, dalam sebuah buku karangannya yang berjudul Penuntun Qolbu, Kiat Meraih Kecerdasan Spiritual. Pada bab lima di halaman 153 menyebutkan:
Duka nestapa adalah sesuatu yang pasti. Ia senantiasa datang dan pegi dari qolbu manusia. Begitupun persaan suka. Ia adalah bagian dari romantika kehidupan. Duka akan melahirkan perasaan gundah gulana, sengsara bahwkan penderitaan yang berkepanjangan. Kendati demikian, sebagai makhluk yang berpikir rasional, penderitaan yang menimpa kita, bukan untuk disesali apalagi ditangisi, tetapi harus dicarikan jalan keluar agar segera menghilang dan berlalu dari kehidupan kita. bagi seseorang yang beriman, obatnya adalah dzikrullah, sebagaimana firman-Nya:
"Ingatlah bahwa dengan dzikir kepada Allah SWT. qolbu menuasi akan menjadi tenteram. (QS. Ar-Ra'du, 28).
Beliau juga menyampaikan bahwa dzikir iut dibagi menjadi dua.
1. Dzikrul Qolbi
2. Dzikrul Lisan.
Adapun dzikir yang pertama dapat kita artikan dan kita pahami seabgai sebuah kemantapan qolbu untuk selalu mengingat atau menyebut-nyebut asma (nama) Allah SWT. Sedangkan dzikir yang kedua memiliki arti melafalkan atau membaca doa-doa yang sesuai dengan tuntunan Nabi SAW baik berupa tasbih, tahlil, istighfar maupun shalawat.
menurut Prof. Dr. KH Sa'id Aqil Siraj, dalam bukunya Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, beliau menjelaskan bahwa pada tahap awal, pengucapat zikir memang terasa sebatas lisan. Ini bukanlah sesuatu yang buruk. hanya saja, seseroang perlu meningkatkan kualitas zikirnya hingga benar-benar mengantarkannya pada kondisi persaksian atas kesucian dan keagungan Allah. Kontinuitas zikir mampu membawa manusia pada satu tahapan yan di dalamnya persaksian terhadap Allah memenuhi wilayah Qolb (hati).
KH Muhyiddin Abdusshomad mengatakan, Dzikir juga bisa diimplementasikan dalam bentuk usaha memperluasa wawasan dan memperkaya ilmu pengetahuan termasuk juga memandang seraya menikmati keindahan Allah. Akan tetapi kita juga bisa mengaplikasikannya dengan membaca tanda-tanda kemarahan zaman sehingga kita semakin takut akan adzab (murka) Allah SWT.
Jadi, begitu luasnya sebuah konsepsi dzikir, namun ujung-ujungnya dari semua itu adalah hanya untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Orang yang menghindar dari dzikir, hidupnya akan terjepit dalam kehidupan yang sempit. Seperti yang difirmankan Allah dalam surat Thaha:
"Barangsiapa yagn berpaling dari ingat kepada-Ku (dzikir) maka baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (QS. Thaha, 124)
Dalam hadis Nabi disebutkan bahwasannya nabi menganjurkan kita selalu datang ke majelis dzikir, tempat di mana orang berkumpul untuk menyebut asma Allah SWT. dan mengagungkan-Nya. Bahkan lebih dari itu, jikalu kita bergabung dengan orang yang melakukan dzikir sama artinya kita berplesir ke taman firdaus:
"Apabila engkau bertemu dengan taman firdaus hendaklah engkau singgah di sana. Sahabat bertanya, apakah taman firdaus itu ya Rasulallah? yaitu orang yang berkumpul dalam rangka berdzikir kepada Allah SWT (H. Ahmad).
KH Said menjelaskan bahwa orientasi zikir adalah pada penataan hati atau Qalb. Qalb memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena baik dan buruknya aktivita manusia sangat bergantung pada qalb.
Wal hasil, zikir dapat membimbing seseorang untuk beraktifitas dengan hatinya. Zikir akan mempersembahkan hati manusia seabgai tempat suci yang didalamnya semesta menjelma sebagai bukti-bukti kehadiran Allah, kapan saja san di mana saja.
Referensi :
- KH. Muhyiddin Abdusshomad, Penuntun Qolbu, Kiat Meraih Kecerdasan Spiritual
- Prof. Dr. KH Said Aqil Siraj, Tasawwuf Sebagai Kritik Sosial, Mengedapankan Islam sebagai Inspirasi, Bukan Aspirasi.
- Moh. Sifullah Al-Aziz, Risalah Memahami Ilmu Tasawwuf
- A. Mustofa Bisri, Fikih Keseharian Gus Mus
-
Posting Komentar untuk "MANFAAT DZIKIR"